PERANG KOTA DAN CERMIN RETAK PERADABAN: MEMBACA FILM LEWAT KEKERUHAN REALITAS URBAN Oleh: Muhammad Yulius “Kota bukan hanya tempat tinggal, ia adalah medan pertarungan siapa yang boleh hidup dan siapa yang dilenyapkan secara pelan-pelan.” Begitu kesan pertama saya usai menyaksikan Perang Kota , sebuah film yang tak sekadar bermain dalam ranah sinema aksi, tetapi juga bersuara lantang soal luka sosial yang lama dipendam oleh kota-kota besar di Indonesia. Film ini bukan hanya tentang peluru, perlawanan, atau ledakan. Ia adalah kisah tentang kota sebagai mesin penindas, tentang sistem yang membungkam, dan tentang manusia-manusia yang tersesat di antara beton dan harapan yang lapuk. Lewat pendekatan estetik yang realistis dan narasi yang tidak sentimental, Perang Kota menghadirkan kembali pertanyaan klasik: “Siapa yang memiliki kota?” Apakah kota adalah milik warganya, atau milik mereka yang punya kuasa membeli dan memerintah? Pertanyaan fundamental ini menjadi poros ...
Postingan
Menampilkan postingan dari 2025