Postingan

Menampilkan postingan dari 2008

PEKAN TARBIYAH

PEKAN TARBIYAH Mari Bercermin Kepada Sahabat Sahabat 1: Ka'ab bin Malik Siapa yang nyaman mendapat perlakuan tak lazim: dikucilkan dari pergaulan dalam kebisuan dan penyesalan? Tak seorang pun. Namun, itulah yang dialami sahabat Ka'ab bin Malik saat dirinya mendapat iqab (sanksi) rabbani dari Allah atas ketidakhadirannya dalam Perang Tabuk. Dalam pengakuannya, Ka'ab mengakui bahwa Perang Tabuk adalah perang yang tidak diikutinya justru setelah seluruh perang bersama Rasul telah dilaluinya. “Aku telah dilalaikan oleh perhiasan dunia,” aku Ka'ab. Dan ia pun bertobat kepada Allah dengan ikhlas menerima sanksi berupa pengucilan dari komunikasi dan pergaulan bersama Rasul dan para sahabat lainnya. Dalam kasus ini, ada 2 hal yang patut dicatat dari sikap Ka'ab. Pertama, Ka'ab menyadari kelalaiannya dengan mengakui bahwa “perhiasan dunia telah melalaikannya”. Ka'ab tidak berapologi dengan mengeluarkan seribu macam dalil, sekalipun semua orang tahu bahwa ia adala...

Film Sang Murabbi

SANG MURABBI DAN KAPITALISME INDUSTRI FILM “ Sesungguhnya, mereka yang berkata tentang revolusi tetapi tak mampu menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari, telah menyimpan bangkai dalam mulutnya .” (Raoul Vaneigem) PENGANTAR Pernyataan Raoul Vaneigem, filsuf kelahiran Lessines, Belgia, 1934, di atas mencoba mengoreksi bahwa gerakan Anti-Globalisasi selama ini telah terpeleset ke dalam upaya memahami fase terkini dari kapitalisme―yang telah bertransformasi menjadi kapitalisme global. Memang, dalam banyak hal kapitalisme tampil dengan wajah baru (contohnya: negara meningkatkan kontrol atas populasinya, sementara negara itu sendiri telah kehilangan kontrol atas kapital dan perdagangan), tetapi kapital selalu mencakup sebuah dorongan untuk berekspansi. Dalam logikanya sendiri, kapitalisme selalu berwujud sebuah motivasi untuk terus-menerus berkembang secara rakus dan ganas. Inilah logika yang lahir sejak logika mendasar kapital, “tumbuh atau mati”, diajarkan di...

Syuting Tahap Kedua Film “Sang Murabbi”

Gambar
DAKWAH FARDIYAH UNTUK SANG ADIK Bagaimana Ustadz Rahmat Abdullah berusaha menanamkan nilai-nilai kebaikan pada diri adik kandungnya, Ahmad Nawawi, saat sang adik didera kehidupan yang dekat dengan kemaksiatan? Ustadz berjuluk Syaikhut Tarbiyah itu mengajak sang adik ke sebuah tempat. Uniknya, tempat itu bukanlah masjid atau masjelis taklim, melainkan sebuah pusat kesenian di tengah kota Jakarta , Taman Ismail Marzuki (TIM). Peristiwa yang terjadi di penghujung 80-an itu memberikan pelajaran penting bagi kita: bagaimana Ustadz Rahmat memulai dakwahnya dari diri sendiri dan orang-orang terdekatnya, dengan menggunakan bahasa yang dimengerti mereka. Tak ada sikap menggurui, sok suci, merasa benar sendiri. Itulah mengapa pilihan tempat yang dijatuhkan Ustadz Rahmat bukanlah masjid atau majelis taklim, tempat orang-orang yang sudah jauh lebih dekat dengan Islam. Ustadz Rahmat tidak mau meng- gebyah-uyah (memukul rata) alih-alih demi efektivitas dan efisiensi. Beliau paham betul bahwa set...

FILM SANG MURABBI : kesempurnaan hanya milik Allah semata

Hari Sabtu pagi, saya dan Muhammad Yulius (KetUm MBR), ditemani oleh Irwan Rinaldi (pemeran Ust. Rahmat), serta akh Tio dan akh Yudi dari IQRO Islamic centre, bersilahturahim ke kediaman seorang ustadz senior. Banyak hal yang kami perbincangkan, mulai dari kelanjutan shooting, launching perdana film Sang Murabbi hingga tantangan-tantangan dakwah ke depan. Alhamdulillah, pertemuan ini sangat bermanfaat buat saya dan pak KetUm untuk tetap terus istiqomah, berjuang membuat film-film dakwah. Satu hal yang menarik dari perbincangan kami pagi itu adalah, pilihan untuk tetap menggunakan judul SANG MURABBI : Mencari Spirit Yang Hilang. Sebelumnya, memang ada sebagian teman yang bertanya, "Apakah Judul Sang Murabbi sudah tepat? Apakah bisa dimengerti atau diterima oleh semua kalangan? " Saya bisa memahami pertanyaan ini. Betul! Saat ini memang banyak kalangan yang belum mengerti arti kata Murabbi. Kata ini hanya dimengerti oleh kalangan yang biasa bersentuhan dengan ilmu-ilmu is...

JADWAL SYUTING FILM "SANG MURABBI"

JADWAL SYUTING FILM "SANG MURABBI ” Insya Allah, syuting film "Sang Murabbi" akan memasuki tahap kedua. Sesuai dengan rencana, lokasi dan waktu syuting adalah sebagai berikut: Rabu, 14 Mei 2008 - Jam 08.00 s/d 12.00 - GRJS Bulungan Jam 14.00 s/d 22.00 - Depsos (Cipayung) Kamis, 15 Mei 2008 - Jam 08.00 s/d 16.00 - Curug Panjang/Bgr - Sc. Dauroh Jam 14.00 s/d 20.00 - Kompleks Iqro Sabtu, 17 Mei 2008 - Jam 08.00 s/d 18.00 - Gd. Kindo - Sc.Ust.Rahmat Ahad, 18 Mei 2008 - Jam 08.00 s/d 20.00 - Kompleks Iqro - Sc. Ust. Rahmat Insya Allah, seluruh shooting Film sang Murabbi akan selesai dalam waktu lima hari ini. Jika ada yang berminat ingin datang melihat, dipersilahkan... Mohon bantuan doanya ya, agar diberi kemudahan... Shooting lancar... Dan hasilnya seperti yang kita inginkan bersama... Bagus dan menambah semangat ...

Syuting Perdana Film "Sang Murabbi"

Dengan berbagai kendala, akhirnya produksi film Sang Murabbi dapat dijalankan pada Selasa (25/3). Syuting perdana dilakukan di kawasan Setu, Jakarta Timur. Lokasi ini dipilih karena memiliki kemiripan dengan situasi Kuningan, Jakarta Selatan, pada era 70-an akhir dan 80-an. Film yang disutradarai oleh Zul Ardhia ini juga akan mengambil lokasi di wilayah lain seperti Kampung Raden, Pondok Gede, dan Pondok Rangon. Hadir dalam syuting perdana antara lain Ahmad Syaikhu (anggota DPRD Bekasi), Ustadz Muhith M. Ishaq (pengajar di Islamic Center Iqro), Ahmad Nawawi (adik kandung almarhum Ust. Rahmat Abdullah), Ustadz M. Ridwan (penasihat Majelis Budaya Rakyat), dan Muhammad Yulius (penulis skenario dan ketua umum Majelis Budaya Rakyat). Film yang berkisah tentang kehidupan almarhum Ustadz Rahmat Abdullah ini direncanakan akan selesai syuting pada akhir April 2008 dan dilaunching pada Juni 2008. [my]

Ustadz Rahmat Abdullah (Irwan Renaldi) in Action!

Gambar

Syuting Perdana Film "Sang Murabbi"

Gambar